E-PR VS PR Konvensional

Tak dapat dipungkiri, kehadiran Public Relation (PR) sangat membantu proses dalam memperoleh good will atau kesan positif dari masyarakat luas akan keberadaan sebuah perusahaan atau instansi yang dinaunginya baik negeri maupun swasta. Begitu sebaliknya perusahaan atau instansi tersebut nampaknya juga sangat membutuhkan keberadaan PR, sehingga tampak keduanya tak dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Humas atau public relations merupakan suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen, maka dari itu maka kerja humas haruslah menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Keberadaan PR dalam suatu perusahaan juga tidak asal-asalan karena tugas dan tanggung jawab yang harus diemban dalam meningkatkan loyalitas dan karakter sebuah perusahaan ada ditangan seorang humas.
Seperti yang kita ketahui bahwa tugas seorang humas adalah melakukan kegiatan yang tugasnya berupa menjembatani perusahaan tempat praktisi itu bekerja dengan public, menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan public. Dan seorang praktisi humas mempunyai tanggungan yang berat, dimana dia mampu menjaga citra baik perusahaan bahkan memberikan citra baik perusahaan dan juga tidak merugikan public, dimana harus terjadi saling pengertian dengan tidak merugikan satu sama lain. Bukan hanya itu seorang humas juga harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media yang ada untuk keuntungan masing-masing pihak terkait.
Sekarang kita beralih pada e-PR, apa itu e-PR? e-PR merupakan suatu kegiatan kehumasan yang dilakukan melalui dunia internet, semua kegiatan publikasi sampai melakukan hubungan dengan publik, semua kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui internet. Kemajuan tekhnologi sekarang ini memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan kegiatan kehumasan, bukan cuma kegiatan kehumasan saja, bahkan semua kegiatan-kegiatan lainnya dalam berbagai bidang juga dapat dilakukan didunia internet, karena ini merupakan kemajuan jaman. Sedangkan PR konvensional merupakan suatu kegiatan kehumasan yang dilakukan pada umumnya didunia nyata, secara fisik, dan bertatap muka langsung, dan kegiatan-kegiatann humasnya bersifat langsung kepada publik. Sehingga terjadi saling percaya antara kedua pihak.
Dalam hal ini ada PR yang mungkin berbeda dalam menjalankan tugas-tugasnya, maka disini akan dibahas mengenai E-PR versus PR konvensional, dimana kedua peranan tersebut mempunyai masing-masing penjelasan dan tugas dari PR tersebut.
Komunikasi yang dilakukan oleh e-PR sendiri melalui media internet, misalnya melalui e-mail, memasang iklan langsung melalui internet, dan memasang membuat web site perusahaan, sehingga komunikasi bisa langsung dilakukan dengan membuka situs dari perusahaan tersebut. Mungkin cara kerja seperti ini lebih memudahkan tugas seorang humas dalam memperkenalkan sebuah perusahaan yang baru ataupun perusahaan lama kepada khalayak yang bisa melihat secara jelas tentang kondisi sebuah perusahaan.
Sedangkan komunikasi yang dilakukan e-PR konvensional yang bersifat informative dan persuasive dilaksanakan dengan:
· Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur, dll
· Lisan, mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah, dan sebagainya.
· Conseling, menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapatkan latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama.
Maka dari kedua penjelasan tersebut kita akan tau Keunggulan e-PR dibanding PR konvensional, yakni:
· e-PR menjadi komunikasi yang terjadi konstan
· Respon yang cepat
· Interaktif
· Biaya hemat
Manfaat e-PR antara lain, dapat menjalin hubungan yang baik dengan berbagai media melalui media center online, dapat membangun digital brand images, dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pasar global maupun mitra bisnis internasional
Dengan biaya yang minim, hal ini tidak mudah dilakukan di PR konvensional, feedback dapat langsung diperoleh dari publik, dan dapat langsung memperoleh keinginan-keinginan publik tanpa harus menebak dan melakukan riset. PR konvensional dalam menciptakan opini publik melalui pesan koorporat seperti reporter atau wartawan sedangkan melalui e-PR pesan-pesan tersebut dapat langsung disampaikan kepada public melalui internet.
Antara e-PR dan PR konvensional terlihat jelas bahwa keterampilan yang paling banyak dimiliki oleh seorang humas yakni PR konvensional, dan itu mungkin tidak dimiliki oleh e-PR yang hanya bisa mengandalkan media internet walaupun mereka sangat lihai dalam mengerjakan tugas lewat media tersebut. Akan tetapi jika suatu saat perusahaan mengalami suatu krisis yang tidsak diharapkan mereka akan dituntut menyelesaiakn masalah tersebut dengan menghadapi public secara bertatap muka tanpa menggunakan media yang selama ini mereka gunakan.
Sedangkan PR konvensional yang sudah sering menjalankan tugasnya yang secara bersama menghadapi serta memecahkan masalah dengan berbagai diskusi akan lebih mudah menghadapi klien atau public untuk menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi walaupun mungkin bisa mengeluarkan uang yang tidak sedikit tapi setidaknya mereka yang bertanggung jawab dapat dengan pasti bisa menyelesaikannya.
Kesimpulan dari analisis ini dapat terjawab bahwa kegiatan PR konvensional lebih bersifat kegiatan-kegiatan fisik, misalnya dengan mengadakan press conference, press realese, broser, spanduk, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini tidak bisa ditinggalkan , karena masyarakat tidak bisa dengan mudah menerima isi editorial yang telah disediakan website, tetapi public juga membutuhkan sesuatu yang bersifat riil dengan adanya kegiatan-kegiatan bersifat fisik humas. Dengan ini saya menyimpulkan kemajuan teknologi memang dapat membantu orang dalam melakukan sesuatu, tetapi kita juga harus bisa membatasi diri, dan tidak boleh tergantung pada internet, karena tidak semua yang kita kerjakan melalui internet dapat semudah, segampang yang kita kira dan banyak hal-hal negatif juga yang ada pada internet.
Kegiatan e-PR hanya sebagai penunjang keberhasilan dan kesuksesan kerja seorang praktisi PR, dimana hal-hal dan kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dikerjakan secara fisik oleh seorang praktisi PR, dapat diselesaikan oleh kegiatan e-PR, begitu juga sebaliknya apa yang tidak bisa dilakukan e-PR dapat dilakukan oleh PR konvensional. Intinya kegiatan PR konvensional dan e-PR saling berhubungan dan dapat saling mengisi.
Walau bagaimanapun kemajuan teknologi, tetap sesuatu yang bersifat konvensional yang lebih diperlukan oleh public. Publik membutuhkan sesuatu yang nyata, sesuatu yang riil yang bisa dipercaya dibanding dunia maya yang disungguhkan seperti di internet. Dan menurut saya sendiri tidak semua public itu mengerti bagaimana menggunakan internet, dan bahkan msh banyak sekelompok masyarakat yang kesusahan dan belom bisa menggunakan internet, jadi yang mereka butuhkan adalah semua yang bersifat manual, dan gampang untuk digunakan dan dimiliki.
e-PR memang lebih canggih daripada PR konvensional akan tetapi tidak semua public bisa mengakses media internet. Pada kenyataanya semua orang pasti lebih mengharapkan sesuatu yang pasti dan nyata yang bisa dilihat dan dinikmati secara langsung dan yang mampu memberikan hal tersebut adalah PR konvensional sedangkan e-PR hanya bisa memberikan penjelasan yang lebih real melalui media internet. Walaupun keduanya masing-masing memiliki tugas untuk memberi pesan yang baik kepada masyarakat melalui komunikasi yang berbeda namun tanggung jawab humas tetap lah pada pemberitahuan kebenaran tentang perusahaan yang sedang mereka tempati sreta mampu memberikan dampak yang positif dari perusahaan tersebut.
e-PR dan PR konvensinal mempunyai perbedaan dalam masalah sarana dan bagaimana cara penyampaiannya kepada publik akan tetapi e-PR dan PR konvensional sama-sama mempunyai tugas dan tujuan yang sama yakni bagaimana cara untuk mengadakan pendekatan terhadap publik dan menunjukkan nilai-nilai yang positif tentang perusahaan yang tengah humas jalankan didalam perusahaan tersebut kepada public agar publik dapat menerima dengan memberikan nilai yang positif.
Selengkapnya...